Laporan Kadar Air
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
KADAR AIR
Disusun
oleh:
Agung Pratama (40418304)
Desi
Agustin (41418764)
Dony Rachim Isnainy ( 42418083)
Mochamad Farhan N Y (44418165)
Qonitah Fauziyah ( 45418693)
Tabitha Natalia H (46418961)
Kelas
: 1IE01 – AGROTEKNOLOGI
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan komponen yang paling penting bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan tidak terkecuali bahan pangan dan makanan. Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda. Air dalam bahan makanan dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan tersebut. Air juga terdapat dalam bahan makanan kering yang secara kasat mata tidak terlihat seperti tepung-tepungan dan biji-bijian dalam jumlah tertentu. Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran dan keawetan bahan makanan tersebut. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau yang berasal dari bahan makanan itu sendiri. (Anonim, 2013). Oleh karena itu, dilakukan praktikum ini untuk mengetahui penentuan kadar air dalam berbagai bahan pangan.
Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang pertanian . Komoditi pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar airnya adalah beras. Mutu beras terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggi kadar air beras, mutunya semakin jelek. Tingginya kadar air beras dapat berakibat tumbuhnya jamur-jamur penghasil mikotoksin (racun) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kadar air juga perlu diketahui untuk biji-bijian yang lain.
Praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan makanan seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, dan susu. Metode yang digunakan adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya
Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.(Astuti. 2010)
1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui prinsip penetapan kadar air dengan metode oven pengering.
2. Untuk mengetahui kadar air yang terdapat di dalam Tepung trigu, Garam, dan Gula.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar air merupakan karakteristik yang sangat penting dalam bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air menyebabkan mudahnya bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Anonim, 2013).
Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa metode. Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Metode-metode penentuan kadar air diantaranya metode pengeringan (dengan oven biasa), metode distilasi, metode kimia, dan metode khusus seperti refraktometer. Penentuan kadar air sangat penting dalam banyak masalah industri, misalnya dalam evaluasimaterials balance atau kehilangan selama pengolahan (Irawati, 2007).
Umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105 – 110 °C selama 3-4 jam atau sampai didapat berat yang konstan. Untuk bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap dan lain-lain pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kadang-kadang pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan ke dalam deksikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering hingga mencapai berat yang konstan (Winarno, 2007).
Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berdasarkan bahan kering(dry basis) dan berdasarkan bahan basah(wet basis). Kadar air secaradry basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat keringnya. Bahan kering adalah berat bahan asal setelah dikurangi dengan berat airnya. Sedangkan kadar air secara wet basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat bahan mentah (Tabrani, 2006).
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti (Sudarmadji, 2003).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada tanggal 29 April 2019 pukul 09:00 sampai selesai di Laboratorium Dasar Jurusan
Agroteknologi kampus F7 Universitas Gunadarma.
3.2 Alat dan Bahan
Alat
:
|
Bahan
:
|
|
|
3.3 Cara Kerja
1. Timbang cawan petri
2. timbang cawan petri
yang sudah diisi 2gr masing-masing bahan dengan tiga kali
3. Cawan petri yang sudah dikasih bahan dan
ditimbang kemudian dikeringkan di dalam oven pengering pada suhu 110o C selama 3-4 jam
dengan tutup dilepas.
4. Kemudian cawan
petri diambil dengan menggunakan serung tangan oven dan didinginkan di dalam
desikator dengan tutup dilepas selama 10 menit.
5. Setelah dingin, cawan petri ditimbang kembali
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada praktikum ini dilakukan
tiga kali pengulangan untuk masing-masing sempel bahan dengan hasil sebagai berikut
:
Bahan
|
Ulangan ke-
|
Berat Cawan
( gr )
|
Berat Bahan
( gr )
|
Berat basah Cawan
+ bahan ( gr )
|
Berat kering cawan
+
Bahan ( gr )
|
Tepung
|
1
|
50,56
|
2
|
52,56
|
52,38
|
2
|
50,77
|
2
|
52,77
|
52,85
|
|
3
|
51,08
|
2
|
53,08
|
52,36
|
|
Rata-rata
|
50,80
|
2
|
52,80
|
52,52
|
|
Gula
|
1
|
51,00
|
2
|
53,00
|
53,21
|
2
|
51,36
|
2
|
53,36
|
53,05
|
|
3
|
52,17
|
2
|
54,18
|
54,20
|
|
51,51
|
2
|
53,51
|
53,48
|
||
Garam
|
1
|
48,48
|
2
|
50,48
|
52,10
|
2
|
50,30
|
2
|
52,30
|
50,50
|
|
3
|
50,06
|
2
|
52,07
|
52,06
|
|
Rata-rata
|
49,61
|
2
|
51,61
|
51,55
|
4.2 Pembahasan
Dari hasil perhitungan
terhadap kadar air pada beberapa jenis bahan didapatkan hasil akhir sebagai
berikut :
4.2.1 Tepung
Dik : - Berat Cawan : 58,80
gr
- Berat awal bahan : 2 gr
- Berat basah cawan + Bahan : 52, 80 gr
- Berat kering cawan + Bahan : 52,52 gr
- Berat akhir bahan :
Berat kering – Berat bahan
:
52,52 gr – 50,80 gr = 1, 72 gr
Dit : Kadar Air …..?
Penyelesaian :
Berat Awal Bahan – Berat Akhir
Bahan
Kadar Air (%) = --------------------------------------------- x 100%
Berat Awal Bahan
2
gr – 1,72 gr
2 gr
0,28 gr
2 gr
= 14 %
4.2.2 Gula
Dik : - Berat Cawan : 51,51
gr
- Berat awal bahan : 2 gr
- Berat basah cawan + Bahan : 53,51 gr
- Berat kering cawan + Bahan : 53,48 gr
- Berat akhir bahan : Berat kering – Berat cawan
: 53,48 gr – 51,51 gr = 1.97 gr
Dit : Kadar Air …..?
Penyelesaian :
Berat Awal Bahan – Berat Akhir Bahan
Berat Awal Bahan
2 gr – 1,97 gr
2 gr
0,03 gr
2 gr
= 1,5 gr
4.2.3 Garam
Dik : - Berat cawan : 49,61 gr
- Berat awal bahan : 2 gr
- Berat basah cawan + Bahan : 51,61 gr
- Berat kering cawan + Bahan : 51,55 gr
- Berat akhir bahan : Berat kering – Berat cawan
: 51,55 gr – 49,61 gr = 1,94 gr
Dit :
Kadar Air …..?
Penyelesaian
Berat Awal bahan – Berat Akhir bahan
Berat Awal bahan
2 gr – 1,94
2 gr
0,06 gr
2 gr
= 3 %
3.3 Uraian
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan
yang dapatdinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau
berdasarkan berat kering (drybasis). Kadar air dalam bahan makanan sangat mempengaruhi
kualitas dan dayasimpan dari suatu bahan pangan. Semakin banyak kadar air yang
terkandung dalamsuatu bahan maka akan semakin singkat masa simpannya.
Hal ini dikarenakan jikasuatu bahan banyak mengandung kadar air, maka
sangat memungkinkan adanyapertumbuhan mikroorganisme. Penentuan kadar air dari
suatu bahan pangantersebut sangat penting dilakukan agar dalam proses
pengolahan maupunpendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Kandungan air
bahan panganpun berbeda-beda tergantung sifat dan jenis bahannya. Kadar air
rendah biasanyaterdapat dalam produk kacang-kacangan, sedangkan kadar air
tinggi biasanyaterdapat pada sayuran, buah-buahan atau pangan
segar.Keberadaan air dalam bahan pangan selalu dihubungkan dengan mutubahan
pangan dan sebagai pengukur bagian bahan kering atau padatan. Air dalambahan
dapat digunakan sebagai indeks kestabilan selama penyimpanan serta penentu mutu
organoleptik terutama rasa dan keempukan. Kandungan air dalambahan pangan akan
berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya, dan hal ini sangaterat hubungannya
dengan daya awet suatu bahan pangan (Winarno, 2007). Penentuan kadar
air dalam makanan dapat dilakukan dengan metode pengeringan dengan oven (thermogravimetri), Praktikum kali ini menggunakan tiga jenis sampel yaitu tepung terigu, gula dan garam. Berdasarkan hasilpengamatan
kadar air menggunakan metode oven didapatkan hasil yang beragam.Persentase
kadar air Tepung terigu sebesar 14%, persentase kadar air gula sebesar 1,5% dan presentase pada garam sebesar 3%. Dari seluruh sampel yang telah dianalisis, kadar air
terendah terdapat pada sampel gula dengan persentase 1,5% dan
sampel dengan kadar air tertinggi terdapat pada Tepung terigu dengan persentase 14%.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat
ditarik beberapakesimpulan antara lain :1. Kadar air adalah
persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakanberdasarkan berat
basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis).2. Kadar
air dalam bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas
dan daya simpan dari suatu bahan pangan. Berdasarkan metode oven, kadar
air tertingi terdapat pada sampel tepung terigu dengan persentase 14%, sampel
dengan kadar air terkecil terdapat pada gula dengan persentase 1,5% dan sampel
dengan kadar air sedang terdapat pada garam 3%
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013.Pengukuran Kadar
Air .http://indo-digital.com/pengukuran-kadar-
air.html(Diakses
pada 10 Mei 2019)
Irawati, 2007. Pengetahuan Bahan
untuk Industri Pertanian. Mediyatama SaranaPerkasa.
Jakarta.
Sudarmadji, 2003. Analisa
Bahan Makanan dan Pertanian(Edisi ke 2 ed., Vol. III).Liberty. Jogjakarta.
Tabrani,
2006.Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Islam Riau Press.
PangkalPinang.
Winarno,
2007.Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Anonim.
2010. Air. . http://id.wikipedia.org/wiki/Air
Diakses tanggal 10 Mei 2019
Astuti.
2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta :
Jurdik Biologi FMIPA UNY
Fardiaz, Srikandi, FG. Winarno, dan
Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta : Gramedia
Sudarmadji, Slamet, Suhardi dan
Bambang Haryono. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberti
Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar