LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA
DASAR MENGENAI LARUTAN DAN KOLOID
Disusun
oleh:
Agung Pratama (40418304)
Desi
Agustin (41418764)
Dony Rachim Isnainy ( 42418083)
Mochamad Farhan N Y (44418165)
Qonitah Fauziyah ( 45418693)
Tabitha Natalia H (46418961)
Kelas
: 1IE01 – AGROTEKNOLOGI
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak kita
jumpai zat yang sukar digolongkan sebagai zat biasa, zat cair atau gas. Zat-zat
ini dalam ilmu kimia dinamakan koloid. Contohnya antara lain susu, tinta, cat,
sabun, kanji, minyak rambut bahkan udara berdebu termasuk sistem koloid.
Kimia koloid
mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan dan penghidupan manusia. Proses di
alam sekitar kebanyakan berhubungan dengan sistem koloid. Protoplasma dalam sel
makhluk hidup merupakan suatu koloid, sehingga kimia koloid diperlukan untuk
menerangkan reaksi-reaksi dalam sel. Tanah terdiri dari bahan-bahan koloid dan
pemahaman tentang koloid sangat membantu dalam meningkatkan kesuburan lahan.
Larutan
didefinisikan sebagai campuran homogeny antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul,
atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas,
cairan, atau padatan. Larutan cair adalah larutan yang mengandung sebagian
kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah
larutan yang mengandung sebagian
besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent ialah pelarut yakni
media dimana
solute terlarut (Baroroh, 2004).
1.2 Tujuan Pratikum
1. Mahasiswa
dapat mempelajari sarta faham akan sifat – sifat larutan dan koloid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada
umumnya zat yang
digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai
pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzene, minyak, asam asetat, akan
tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan ( Gunawan, 2004)
Koloid
adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih
partikel–partikel zat yang berukuran koloid (fase terispersi/yang dipecah)
tersebar secara merata didalam zat lain
(medium pendispersi/pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1 – 100
nm.Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter , panjang, lebar, maupun
tebaldari suatu partikel. Keadaan koloid merupakan keadaan antara suatu larutan
dan suatu suspense. Bila suatu bahanberada dalam keadaan subdifisi ini. Bahan
itu memperagakan sifat-sifat yang menarik
dan penting yang tidak merupakan ciri dari bahan dalam agregat yang
lebih besar (keenan, 1984).
Sistem
koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspense (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan
kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah system koloid,
bahan makanan seperi susu, keju,nasi, dan rotiadalah system koloid. Cat,
berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan system koloid.
Menurut
Syukri (1999) partikel-partikel dalam suatu koloid terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata atau dengan mikroskop biasa, walaupun demikian, partikel ini dapat
mempengaruhi cahaya tampak, ukuran partikelnya yang cocok untuk menyebabkan
cahaya tersebar dengan sudut-sudut yang bnesar, penyebaran cahaya ini dapat
menyebabkan larutan koloid kelihatan jenuh. Jadi cahaya tak diteruskan,
contohnya susu.sinar yang datang pada susu disebarkan oleh partikel-partikel.
Susu kemudian diadsorpsi, sehingga tak diteruskan. Bila konsentrasi lebih
kecil, dispense koloidnya kelihatan seperti awan Dan bila diencerkan lagi bias
lebih terang (tranparan) misalnya saja larutan kanji yang encer akan kelihatan
terang.
Ciri
penting dari partikel koloid tingginya nisbah antara luas permukaan dengan
volumenya. Telah diketahui bahwa atom, ion, atau molekul pada permukaan zat
agak berbeda dengan dibagian dalamnya. Hal ini disebabkan karena spesies
dipermukaan mempunyai gaya-gaya yang berbeda dengan spesies dibagian dalam. Untuk
bahan biasa perbandingan atom, ion, atau molekul pada permukaan sangat kecil
dibandingkan dibagian dalam, sehingga
gejala istimewa yang terdapat
dipermukaan tridak menonjol. Dalam bahan koloid gejala permukaan sangat
menonjol (petrucci, 1987)
BAB
III
METODOLOGI
PRATIKUM
3.1
Waktu dan Tempat Pratikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Senin, 29 April 2019 di Laboratorium dasar, Program
Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma pukul 09.00 – 12.00 WIB
3.2
Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. gelas
1. Air
2. sendok 2. Tepung terigu
3. alat
tulis 3.
garam
4. senter 4. Kopi hitam
5. Kamera 5.
Susu putih/coklat
7. Santan
kental
3.3
Langkah Kerja
1.
Siapkan semua alat dan bahan,
2.
Masukan masing-masing bahan kedalam gelas
sebanyak 2-3 sendok,
3.
Masukan :
a) Kopi
digelas 1 menggunakan air panas,
b) Kopi
digelas 2 menggunakan dengan air dingin,
c) Tepung
terigu digelas 4 menggunakan airbiasa,
d) Santan
digelas 4 menggunakan air biasa,
e) Gula
pasir digelas 5 menggunkan air panas,
f) Susu
putih digelas 6 menggunakan air panas,
g) Susu
coklat digelas 7 emnggunkan air panas,
h) Garam
dapur digelas 8 ,menggunakan air biasa.
4.
Aduklah setiap gelas menggunaka sendok
sampai air dan bahan tercampur,
5.
Amati setiap gelas menggunakan sente
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.1
Hasil
Pengamatan
Adapun
dari hasil penelitian didapatkan beberapa hasil sebagaimana terlampir pada
table dibawah ini:
|
No
|
Bahan
|
Penyinaran
dengan senter
|
Keterangan
|
|
1
|
Kopi panas
|
Cahaya dipantulkan
|
Suspensi
|
|
2
|
Kopi dingin
|
Cahaya dipantulkan
|
Suspensi
|
|
3
|
Tepung terigu
|
Cahaya dipantulkan
|
Suspensi
|
|
4
|
Santan
|
Cahaya tidak tembus
|
Koloid
|
|
5
|
Gula pasir
|
Cahaya tembus
|
Larutan
|
|
6
|
Susu putih
|
Cahaya tidak tembus
|
Koloid
|
|
7
|
Susu coklat
|
Cahaya tidak tembus
|
Koloid
|
|
8
|
Garam dapur
|
Cahaya tembus
|
Larutan
|
1.2
Pembahasan
Berdasarkan praktikum campuran yang
termasuk campuran suspensif (disperse kasar) karena campurannya heterogen,
salah satu atau semua dimensi partikel
>100 nm, apabila campuran tersebut dibiarkan beberapa saat, maka
campuran tersebut akan mengendap kebawah dan campuran tersebut menjadi dua
fase, campuran ini dapat disaring dengan kertas saring biasa. Campuran yang
termasuk koloid (disperse koloid) adalah santan, susu putih dan susu coklat
secara mikroskopis bersifat homogeny tetapi jika diamati dangan mikroskop ultra
maka bersifat heterogen, partikel dimensinya antara 1 nm - >100 nm,
Ada dua faes yang yang salah satu
fasenya tersupensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat kecil didalam
fase kedua. Campuran termasuk kedalam larutan (dispense molekuler) adalah gula
pasir dan garam dapur, karena bahan ini larut dalam air, stabil, bening jika
disaring tidak meninggalkan residu serta filtratnya bening. Termasuk campuran
homogen, semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) < 1nm hanya
terdapat satu fase.
BAB
V
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kopi
dan tepung terigu tarmasuk campuran suspense (disperse kasar)
2. Santan,
dan susu baik coklat maupun putih itu termasuk campuran koloid (disperse
koloid)
3. Gula
pasir serta garam termasuk dalam campuran larutan (disperse molekuler).
Daftar Pustaka
Baroroh, U. L. (2004). Diktat Kimia Dasar 1.
Banjar Baru: Universitas Lambung Mangkurat.
Gunawan, A. d. (2004). Tngkas Kimia.
Surabaya: Kartika.
Keenan, C. (1984). Kimia Untuk Universitas.
Jakarta: Erlangga.
Petrucci, R. H. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan
Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Syukri, S. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung:
ITB.
Blog tentang kimia. 2018.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KOLOID dan SUSPENSI [internet]. Diakses tanggal: 12
Mi 2019. Tersedia pada: http://agc003.blogspot.com/2018/01/laporan-praktikum-kimia-koloid-dan.html

Komentar
Posting Komentar